Wednesday, August 4, 2010

sebuah 'perasaan' by : Alin Shagala


Sebenarnya kita sering mengatakan hal yang justru terbalik dari kalimat “aku tak pernah sendiri” karna beberapa kali saya bertemu dengan orang yang berwajah muram atau sedih dan berkata ‘saya merasa sendirian’. Dari sekian banyak orang, saya memperhatikan ternyata lebih banya yang berkata ‘saya merasa sendiri’ dibandingkan ‘saya sendirian’. Memang, manusia selalu memakai perasaan. Tapi terkadang karena terlalu larut dalam perasaan jadinya kita berada diposisi yang menjadi benar-benar menyakitkan padahal awalnya hanya perasaan kita. Apakah penting untuk selalu hidup didalam perasaan yang bersalah? Meskipun itu hanyalah ‘perasaan’ semata tapi dalam ‘perasaan’ itu juga seringkali kita terjebak. Ada cerita tentang persahabatan yang yang diakhiri dengan sakit hati, itu dimulai dari perasaan tidak dihargai. Ada cerita tentang sepasang kekasih yang akhirnya memutuskan untuk berpisah dalam hubungan yang tidak baik, itu dimulai dari perasaan ego masing-masing. Ada cerita tentang anak yang pergi dari rumah karena benci kepada orang tuanya, itu diawali dari perasaan anak yang dikekang. Ada lagi cerita tentang seorang pengemis yang kecewa karena tidak banyak yang memberi uang kepadanya, itu dimulai karena perasaan yang selalu mengasihani diri sendiri. Dan semua cerita dimulai dari perasaan, juga tentang kamu yang sedang membaca, itu dimulai dari perasaan.

Bagaimana perasaanmu hari ini, apakah sebuah perasaan akan membawa kamu pada hal yang semestianya tidak kamu lakukan?
Memang perasaan sulit untuk mengalah, tapi perasaan bukan menjadi hal yang akhir, karena akhir dari sebuah perasaan adalah keputusan. Sebuah krputusanlah yang akhirnya membawa kamu pada kemajuan atau kemunduran. Memiliki perasaan bersalah itu wajar, dan memilki perasaan paling benar juga wajar, tapi ingat akhir dari sebuah perasaan adalah keputusan dan tindakan.
Kita diciptakan untuk jadi pemenang termasuk menang dalam perasaan bersalah dan mau berubah. Jangan selalu mengasihani diri sendiri, karena seorang pemenang tidak layak untuk dikasihani, kecuali pemenang itu adalah seorang pecundang.
Apakah kita akan menjadi pemenang sementara atau hanya pemenang sementara?