Wednesday, September 6, 2017

11 Tempat Ngopi Enak di Bandung by : Mita Vacariani



Entah sejak kapan tepatnya saya menjadi seorang penikmat kopi. Mulai dari kopi sachet yang biasa dibeli di warung-warung (yang kemudian bertobat, berhenti menyeduh kopi instan ketika tahu kandungan di dalamnya lebih banyak gula dan pemanis buatannya dibandingkan kopinya), hingga mencoba tempat-tempat ngopi enak di Bandung menjadi hal yang menarik buat saya. Agenda meet up dengan teman-teman pun biasanya tidak jauh dari ngopi-ngopi cantik di coffee shop yang cozy dan enak buat ngobrol.

Masalahnya, kadang kalau ada teman dari luar kota yang nanya, ngopi di Bandung yang enak di mana ya? Seringnya saya blank terus ujung-ujungnya buka IG lagi, buka-buka trip advisor lagi, kok ya ribet amat deh. Jadi saya mau coba bikin list deh tempat ngopi enak di Bandung versi saya.

But Please, don’t put your expectation too high, saya hanya suka minum kopi dan nggak ahli menilai kopi mana yang enak dan yang biasa aja. List yang saya buat ini ‘kopi enak’ secara general, artinya masih oke di lidah dan worth it to try lah ya..

Read More

Thursday, July 13, 2017

Hidup Sehat dengan Jus Buah dan Sayur Segar By : Teresia Rani



Hai..hai.. siapa disini yang suka banget dengan jus buah atau sayur? Walaupun ada beberapa orang yang lebih suka makan buah dan sayur langsung tapi saya termasuk yang suka banget dengan jus. Karena ada beberapa buah dan sayur yang saya malas kunyahnya 😄 lebih enak tinggal glek glek glek selesai. Nah sebagai pecinta jus, dulu saya bisa 2x sehari loh beli jus diluar. Nah dengan niat menghemat dan agar lebih higienis dan lebih praktis bisa campur berbagai bahan saya mulai coba buat jus sendiri dirumah. Ada beberapa cara untuk membuat jus, mulai dari yg paling umum seperti blender, sampai ke alat dengan perintilan banyak seperti slow juicer. Bedanya dimana? Check this out..

Friday, July 7, 2017

Menelusuri Indahnya Desa Tenganan Bali by : Mita Vacariani



Terakhir kali saya jalan-jalan ke Bali beberapa waktu yang lalu, saya banyak nyobain hal baru. Mulai dari berburu seafood di pasar yang sudah saya ceritakan di sini, dan mengunjungi salah satu desa tradisional di Bali, yaitu desa Tenganan. Terletak di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem atau berjarak sekitar 60 km dari pusat kota Denpasar, Desa Tenganan merupakan salah satu desa dari tiga desa Bali Aga, selain Trunyan dan Sembiran.

Bali Aga atau Bali asli adalah desa yang masih mempertahankan pola hidup tradisional yang diwariskan nenek moyang mereka. Bentuk dan besar bangunannya, pengaturan letak bangunan hingga letak pura dibuat dengan mengikuti aturan adat secara turun temurun (source : wikipedia).

Thursday, June 29, 2017

Makan dan Ngopi Cantik di Toraja #TanaTorajaPart2 by : Mita Vacariani

Sesuai janji, saya akan melanjutkan cerita one day trip saya di Tana Toraja. Setelah setengah hari menjelajahi wisata kematian ala Toraja, sekarang saatnya kulineran. Dua point penting soal kuliner di Toraja yang mesti kamu tahu : Pertama, untuk kamu yang muslim, mesti agak selektif cari-cari tempat makan soalnya di sini rata-rata makanannya non halal. Kedua, kuliner khas Toraja nilainya enak dan enak banget. Overall sih cita rasa makanannya cocok di lidah saya. Langsung aja, ini dia kuliner khas Toraja yang sempat saya cicipi, plus di mana kamu bisa menemukannya :



Monday, June 26, 2017

ROTI HOMEMADE DENGAN BREAD MAKER REBREAD by : Teresia Rani



Suatu hal yang membanggakan sekali kalau bisa membuat berbagai makanan homemade sendiri. Selain lebih sehat pastinya. Tapi tidak semua orang bisa memasak loh, dibutuhkan latihan dan kreasi dalam memasak dan membuat makanan. Apalagi olahan tepung seperti roti, agak-agak susah susah gampang ya buatnya. Meski resep sudah diikuti secara pasti tetap saja ada aja yang bikin kita gagal. Tapi gimana kalau ada alat yang cukup dengan dipencet-pencet saja langsung jadi makanan? ughh pastinya bikin happy ya hahaha..

Baca selanjutnya disini...

Friday, April 21, 2017

Wisata Kematian di Tana Toraja yang Mempesona #TanaTorajaPart1 - By : Mita Vacariani



Kenapa disebut wisata kematian? Karena tempat-tempat yang iconic di Tana Toraja berkaitan dengan kuburan, tulang belulang jenazah, dan tempat orang meninggal. Tapi nggak perlu takut atau bergidik ngeri, karena tempat-tempat wisata di Tana Toraja justru unik dan membuat kamu terpesona.

Sedikit informasi tentang Toraja, Kabupaten Tana Toraja terletak di propinsi Sulawesi Selatan dengan ibu kota Makale. Kemudian wilayah kabupaten ini mengalami pemekaran menjadi Kabupaten Toraja Utara dengan ibu kota Rantepao. Untuk mencapai Tana Toraja, kamu bisa menggunakan jalur darat dan udara dari Makasar. Saya memilih jalur darat karena alasan biaya yang sudah pasti jauh lebih murah dan rasa penasaran ingin mencoba bis malamnya yang terkenal super nyaman. Beneran nyaman?? #IMHO, jauh deh kalau dibandingkan dengan bis-bis di Pulau Jawa. Kursi bisnya berukuran jumbo, sangat empuk dan nyaman. Ada sandaran kaki yang bisa dinaikan jadi nggak bikin kaki pegal selama perjalanan. Jarak baris antar kursinya juga lega jadi kursi bisa diluruskan sampai 180 derajat, enak banget buat tidur. Plus lagi kita dikasih selimut dan bantal, makin enak deh tidurnya. Saya membeli tiket bis kelas ekonomi seharga Rp. 140.000,- Untuk kelas ekonomi saja fasilitasnya sudah lumayan oke kok, apalagi kalau ambil yang kelas premiere, katanya kursinya ada pijat elektrik, lampu baca, TV, dan free WIFI.

Baca selengkapnya di sini


Sunday, March 26, 2017

Pangandaran Trip By Kristin Aritonang


                Memutuskan untuk liburan adalah salah satu cara agar tetap waras ditengah sibuknya dunia pekerjaan. Sesuai dengan motto dari tripaddicts “Jalan-jalan itu bikin lo kecanduan” dan memang benar saya kecanduan traveling, kemana saja. Selain menyenangkan, traveling juga bisa dibilang mengembalikan energi yang terkuras selama beraktivitas. Kali ini liburan bareng @tripaddicts ke Pangandaran.



Trip Addicts
  1. Green Canyon
Tujuan pertama adalah Green Canyon. Setelah menempuh +/- 12 jam perjalanan dari Jakarta ke Pangandaran dengan menggunakan ELF, main air sepertinya menjadi pilihan yang tepat. Sarapan di batu karas yang lokasinya tidak jauh dari meeting point untuk body rafting.




Team Green Canyon

Persiapan pertama, menggunakan perlengkapan body rafting dimulai dari pelampung, sepatu karet yang disediakan (standar untuk body rafting), pelindung lutut dan helm. Dari tempat meeting point, kami menggunakan mobil bak terbuka menuju lokasi pendakian. Waktu yang diperlukan sekitar 20 menit, dilanjutkan dengan naik turun bukit selama 15 menit.


Our Happy faces

Sabtu, 18 Maret 2017 pukul 10.00 WIB dibuka dengan briefing tentang hal-hal yang perlu diperhatikan selama body rafting oleh pemandu. Berbeda dengan rafting yang menggunakan perahu sebagai medianya, body rafting menggunakan tubuh sendiri untuk terapung di air.

Saat sampai start, ternyata saya harus melompat ke air dari atas batu yang tingginya 2 meter. Lemes!!!! Baru saja sampai dan harus langsung lompat. Deg-degan banget. Percayalah untuk saya yang suka main air tapi nggak bisa berenang, di suruh lompat itu sangat menakutkan. Tapi masa balik lagi ke atas?!? malu dongggg. Dan saya pun lompat, blup blup blup…. Thanks to pelampung yang membawa saya naik ke permukaan. Berenang sekitar 3 meter, naik ke batu dan saya harus lompat lagi. Kali ini dengan arus yang lebih kencang dari sebelumnya. Takut? tentu saja. Bahkan saya beberapa kali berdoa dan lutut lagi-lagi terasa lemas. Disemangati oleh teman-teman, yang nasibnya nggak beda jauh dengan saya. Nggak bisa berenang, selalu panik kalau ketemu air but we make it happen! Saya berhasil untuk kedua kalinya. Naik turun batu, terbentur sana sini. Membiarkan arus air membawa saya menepi untuk mendarat sejenak. Mempercayakan rekan didepanmu untuk memimpin menyusuri sungai. Naik ke atas batu yang tingginya 7 meter dengan bantuan tali dan kerjasama teman-teman. Kurang lebih saya harus lompat 15 kali dari batu yang tingginya beragam. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke finish sekitar 5 jam. Lama juga yah perjalanannya. Lelah tapi nggak berasa.



Pemandangan yang disuguhkan membayar semua perjuangan selama 5 jam dengan semua gaya lompatan. Bagus banget, indahnya ciptaan Tuhan dan saya tinggal menikmati. Ada batu yang tingginya 5 meter, bentuknya menyerupai payung sehingga disebut batu payung dengan pantulan sinar matahari menghasilkan pelangi, so beautiful.


Can you see the rainbow ?

Kalau ada yang tanya, what do you feel? So Proud of my self! Saya berhasil mengalahkan rasa takut. Takut tenggelam, takut terbawa arus, takut celaka dan takut lain-lain. Karena body rafting ini, rasa takut itu sebenarnya kita sendiri yang buat. Saat saya bilang bisa, maka saya bisa. Saya yakin berhasil, maka berhasil akan diraih. Dan jangan lupa ada orang-orang disekitarmu. Dan hmm satu lagi, saya berhasil keluar dari posisi nyaman hanya menonton orang bermain air, tapi saya menikmati bermain air. So Happy.  



Pernah ada yang bilang
“Kok mau sih ikutan body rafting?”
“Kok berani banget?”
Untuk cerita ke anak cucu hahaha. Untuk saya, setiap traveling punya sensasi, cerita sendiri dan yang penting saya happy melakukannya. Selera mungkin kata yang tepat, selera liburan saya ya begini salah satunya hahaha. It’s me and you… ?

  1. Batu Karas
Batu karas adalah salah satu pantai yang ada di Pangandaran. Sayangnya cuaca nggak terlalu bagus saat itu. Hujan sepanjang hari. Jadi jadwal melihat sunrise nggak terpenuhi. Hanya jalan-jalan pagi disekitar pantai.

  1. Pantai Batu Hiu
Pantai lain yang dikunjungi adalah pantai Batu Hiu. Ombaknya lumayan besar. Sehingga sedikit sekali yang main disekitaran pantai. Ada bukit yang kita naiki dan bisa melihat pantai dari atas. Kenapa dibilang pantai Batu Hiu? Alasan pastinya sih nggak tau ya, tapi ada monumen/patung ikan hiu yang bertengger ketika memasuki kawasan ini. Cukup oke untuk hunting photo.






  1. Citumang
Selain Green Canyon, Citumang bisa jadi salah satu tujuan body rafting. Nah, Citumang juga menjadi tempat body rafting kedua rombongan saya kali ini. Arusnya cukup tenang tidak sederas Green Canyon. Lama body rafting disini kurang lebih 1 jam. Apa tetap ada adegan lompat ? Tentu saja ada. Tidak sebanyak di Green Canyon. Ada air terjun kurang lebih 3 meter dan harus lompat dari sana. Gimana kalau nggak mau? Kalau nggak mau berarti kamu nggak bisa pulang hahaha.
Ada bagian naik ke atas menggunakan ranting-ranting pohon sekitar 9 meter dan melompat. Nah, kalau yang ini bagi yang mau saja.


Team Citumang



Apa saja sih yang perlu dipersiapkan untuk body rafting? Sebenarnya sih nggak perlu persiapan yang gimana-gimana. Cukup mempersiapkan diri untuk lompat saja J. Dan satu lagi, karena ini sungai yang nggak terlalu bersih, buat teman-teman yang memiliki kulit sensitive lebih baik membawa sabun antiseptic atau sejenisnya supaya terhindar dari bentol-bentol yang agak mengganggu.

You can visit www.kristinaritonang.com for another article

Kalau kalian mau jalan-jalan kesana bisa menghubungi tour yang saya pakai nih @tripaddicts harganya ramah banget di kantong.

Biaya all in one Pangandaran Trip 750K/orang.



                

Wednesday, March 1, 2017

Jakarta Undercover by Kristin Aritonang

               Film yang diangkat dari novel yang berjudul sama karya Moammar Emka baru release tanggal 23 Februari 2017. Sebuah karya yang menguak sisi lain Ibu kota. Buat saya sih film ini agak beda dari film yang lain. Dunia malam yang lekat dengan sex dan narkoba, pencarian jati diri, persahabatan, kejujuran sampai pengorbanan ditampilkan dengan apik. Film yang di sutradarai oleh Fajar Nugros ini cukup berhasil menampilkan kebebasan dunia malam di Jakarta.



                Adalah Pras (Oka Antara) seorang perantauan yang bekerja sebagai wartawan. Dikejar deadline sebuah berita tiap harinya oleh Bossnya (Lukman Sardi). Tinggal di lorong rusun yang kumuh, sempit, tanpa jarak. Pras yang hampir wara-wiri dari awal sampai akhir aktingnya tidak usah diragukan lagi. Berkolaborasi lucu dan gemesin saat bersama Awink (Ganindra Bimo) seorang pria feminim yang terpaksa meninggalkan mimpinya untuk sekedar bertahan hidup di Ibukota, memilih bekerja sebagai penari striptis disebuah klub malam. Kelamnya Jakarta membawa dunia baru bagi Pras. Bertemu seorang model namun terjebak dalam dunia prostitusi lagi-lagi untuk bertahan hidup. Dia adalah Laura (Tiara Eve), berjuang untuk dirinya dan keluarga setelah ayahnya di penjara karena korupsi, ibunya yang sakit-sakitan dan menanggung hidup adiknya.
Yoga, seorang bandar narkoba (Baim Wong) yang nyaris mati diselamatkan oleh Pras tanpa alasan dan tanpa imbalan. Membawa mereka dalam ‘persahabatan’ dengan pegkhianatan.

                Set yang dipilih cukup baik, merepresentasikan apa yang ingin script writer dan sutradara sampaikan. Karakter yang paling mencuri perhatian adalah Awink dan Yoga. Pria feminin yang seolah terjebak dalam tubuh pria macho terasa begitu real. Setiap gimmick, dialog, ekspresi yang ditampilkan sangat sesuai porsi dan terasa natural.
Bahkan scene kejujuran Awink pada Pras adalah bagian favorit. Tidak banyak kata-kata tapi kejujarannya sangat terasa.
“Ganteng….” (Pras menoleh).
“ Nama saya yang sebenarnya, Fajar.” (Awink)

Yoga yang meletup-letup, penuh emosi sangat tepancar dari wajah yang disuguhkan oleh Baim Wong. Sisi sedih dengan menangis (adegan di ruangan dengan berdua dengan Pras), terasa natural dan ‘dapet’ banget kesepian dan kesedihannya.
Tio Pakusadewo yang muncul diakhir cerita tanpa banyak dialog. Eksekusi perannya sebagai pejabat yang haus ‘wanita’ dengan ekspresi mendominasi terpancar banget. Kualitas aktingnya memang juara.

                Ada beberapa adegan yang menggantung. Apa yang terjadi antara Pras dan Yoga selanjutnya tidak diceritakan sehingga terasa tidak tuntas. Bagian akhir antara Pras dan Laura. Kesedihan Pras yang teralihkan ketika dia berkata kangen dengan berteriak. Ketika dikatakan sampai dua kali jadi berasa agak lucu. Rasa sedih yang kurang ter-deliver dari Laura. Entah karena ekspresi atau tangis yang dipaksakan.

                Tetapi secara keseluruhan, film Jakarta Undercover berhasil menggambarkan kehidupan kelam secara nyata. Satu karya lagi yang membuktikan film Indonesia semakin berkualitas. Bravo to all casts and team.
               
               



Sunday, February 26, 2017

Online Shopping dengan budget paling minimal?? Hayuuuu ahhh..



Wanita itu suka belanja titik. Ntah koleksi baju, atau koleksi sepatu, atau tas atau make up? Bener atau bener..?? Apalagi Online shopping sekarang mudah banget. Dari mulai perintilan seperti peniti sampe barang rumah tangga yang besar saja bisa beli online. Sebenernya murah mana sih antara beli offline atau online?

* Beli Online itu tinggal pesan. Tunggu barang diantar. Gak perlu repot cape keluar, gak perlu macet-macetan atau rempong bawa anak-anak yang cape minta pulang 😃 Hemat waktu jelas, Hemat Ongkos dan hemat tenaga.
* Cuma gak enaknya kita gak bisa lihat-lihat atau cuci mata. Gak bisa sambil jalan-jalan buat refreshing.
* Tapi jelas pengeluaran bakalan lebih terarah kalau offline malah kebanyakan yang dibeli jadinya. Melenceng dari tujuan. Rencana Mau beli A tapi yang dibeli B,C,D sampe Z. Dan barang A malah ga dapet. 😂
* Harga di online shop malah terkadang lebih murah dibanding offline. Karena online shop itu persaingan harga tinggi banget. Dan semua bersaing memberi harga termurah meski cuma beda 500 rupiah.

Buat yang hobi belanja online (saya..saya..saya..), ini tips buat belanja dengan budget minimal dan dapetin harga paling murah :

1. Promo Diskon
Setiap market place biasanya pasti ada promo diskon bulanan atau bahkan harian. Kamu bisa follow sosial medianya atau sekali-sekali cek lapaknya. Seperti Indomaret atau Alfamart setiap info promo bisa dilihat di Line. Atau Seperti Lazada, MatahariMall atau JD.id yang update promonya di FP nya. Jangan males membandingkan harga di setiap market place. Karena kadang harganya bisa jauh beda juga loh.
Contoh : Promo Buy 1 Get 1 di Shopee untuk produk P&G, Promo tebus murah di Indomaret.

2. Jasa Titip (Jastip)
Sekarang sudah banyak loh yang menawarkan jasa titip. Mereka ini memang suka keliling mall atau jalan-jalan keluar negeri dan counter untuk berburu diskon. Sebagian besar sudah punya koneksi dengan pegawai tokonya. Jadi begitu ada barang yang didiskon para pembuka jastip ini bakal langsung berburu. Dan kita bisa "nitip" beli. Upah jasa titipnya rata-rata berkisar mulai dari 5000 rupiah tergantung barang. Misal Jasa titip Ikea, Sepatu branded (Rebook, Adidas, Sketcher,dll). Lumayan kan kalau bisa dapet diskon sampai 70%. Biasa Jastip gini banyak di IG dan FB. Untuk jastip keluar negeri bisa dapat harga lebih murah karena tidak masuk pakai pajak.
Contoh : Saya kalau beli sepatu nunggu info diskonan 70%. Dapet Rebook diskon 70% dengan Jastip 50rb, masih jauh banget lebih murah dibanding beli di counter dengan harga normal.

3. Barang Preloved
Barang preloved bukannya barang bekas pakai? eits.. meski bekas pakai kadang kondisinya masih bagus banget. Kalau lagi beruntung kadang ada yang baru sekali pakai, tapi karena kurang cocok langsung dijual. Atau misal salah beli ukuran baju, salah beli warna bedak, dll. Atau misal barang ex-kado, karena punya barang yg sama akhirnya salah satu dijual dan harga jual dibawah harga beli normal. Bisa dicari di IG atau OLX dan Tokopedia atau Bukalapak. Untuk barang-barang yang sifatnya tidak personal (misanya Pakaian dalam. Ya masa beli pakaian dalam second hehe) bisa mengirit banyak kalau beli barang preloved.
Contoh : Saya pernah beli Bouncer baby dapet 1/2 harga aslinya dengan kondisi baru dibuka dari kotak dan belum dipakai hanya karena yg jual salah beli warna bouncer. Anaknya laki-laki Bouncernya pink. Jadi dia jual 1/2 harga saja. Yang untung ya saya pas lihat iklannya. Haha

4. Grosir
Untuk barang-barang yang akan dibeli dengan jumlah banyak bisa beli di grosiran. Misal beli pakaian dalam kan biasanya perlu banyak. Lebih murah jauh beli selusin dapet harga grosir. Kebanyakan kalau selusin? Bisa ajak teman untuk join. Nyari harga grosir dimana? Di tokopedia sekarang banyak harga grosir tetap ada batas jumlah minimum pembelian.

5. Manfaatkan promo free ongkir
untuk beberapa market place sekarang sudah banyak promo free ongkir atau diskon ongkir. Bisa dimanfaatkan bagi yang bertempat diluar pulau jawa. Atau untuk yang perlu barang secara cepat bisa menggunakan tokopedia dan Bukalapak, tersedia pengiriman menggunakan GoSend dengan tarif flat 15km dengan jarak maksimum 25km.
Contoh : Biasa untuk keperluan mendesak misal nyari barang (misal diaper) yang tidak dijual di sembarang toko, saya beli di tokopedia menggunakan gosend. Tarif hanya 15rb. Itungan Jam barangnya sudah sampai. Tanpa perlu keluar rumah macet2 menghabiskan waktu.

6. Lelang
Sekarang sudah banyak online shop yang menggunakan sistem lelang. Produk yang dilelang biasanya adalah produk yang sudah tidak up to date, atau sisa dagangan, atau juga memang sengaja dilelang. Untuk produk-produk seperti Tupperware atau oriflame misalnya banyak sekali dilelang di sosmed. Biasanya di FB atau grup jualan. Kalau beruntung bisa dapat harga lelang jauh dibawah harga normal. Tapi kalau lelang dilihat-lihat juga jangan sampai kalap "bid". Karena bukannya dapet harga murah malah jatuhnya sama aja dengan harga normal. Dicek dulu harga aslinya berapa agar kita bisa tau batas "bid" agar dapatnya dibawah itu.

So, dengan mencoba tips-tips diatas kamu bakalan bisa menghemat banyak loh.. selamat berburu ya!

Monday, February 20, 2017

HIIT for The First Time by Kristin Aritonang

Istilah ini baru-baru aja saya ketahui. HIIT atau kepanjangan dari High Intensity Interval Training adalah jenis latihan kardiovaskular yang menggabungkan jenis latihan intensitas tinggi dengan jenis latihan intensitas sedang atau rendah dalam selang waktu tertentu. Biasanya dilakukan kurang lebih 20 menit ( Source google ). Berawal dari kegiatan lari saya yang sudah mulai berkurang dikarenakan arenanya sedang dalam renovasi (GBK, red). Iseng-iseng cari workout tutorial yang bisa dilakukan di rumah. Pernah ada yang menyarankan untuk kembali ke gym, tapi saya masih keukeuh belum mau join lagi, takut angot-angotan.

                Officially HIIT ini saya lakukan. Baru 1 minggu ya baru 1 minggu (5 hari dalam seminggu) alias masih baru banget.  Sebelum menemukan jenis training ini, saya sengaja mencari-cari tutorial di IG atau youtube dari beberapa orang yang saya follow, dimana mereka melakukan olah raga yang bisa di lakukan anywhere, everywhere and everytime. Mudah sekali mencarinya bisa dengan hashtag workout atau sejenisnya, video/gambar-pun saya temukan berikut dengan penjelasannya. Apakah saya mencobanya ? Ya saya mencoba beberapa gerakan yang lumayan mudah saya lakukan.

                Karena masih merasa kurang paham dengan gerakan-gerakan tadi, akhirnya saya mencari tutorial lain, dan ketemulah HIIT. Videonya banyak banget bahkan dilengkapi dengan fokus dari latihan tersebut akan larinya kemana. Misalnya untuk 5 Minute Butt and Thigh Workout for a Bigger Butt, 10 Min Abs Workout , jadi bisa banget disesuaikan mau latihan seperti apa dengan hasil seperti apa. Nah 1 minggu ini saya melakukan 2 training diatas. Karena pengen banget fokus kearah perut dan bokong.



Squat (Source Google)

                Hari pertama latihan dengan HIIT, rasanya itu WOWWW banget deh berasa cuapee huhuhu. Ya namanya juga High Intensity, so berasa tinggi juga tingkat capeknya. Padahal waktu latihan dari 1 video itu hanya 5 menit dan 10 menit. Kalau ditotal waktunya dari pemanasan, beberapa gerakan angkat beban hingga pendinginan adalah 30 menit. Saya adalah tipikal orang yang agak susah berkeringat, tapi setelah melakukan training ini bahkan dari hari pertamapun, keringat bercucuran banget. Berasa lelahnya dan tidak heran pegal-pegalnya mantap HAHAHA. Tapi masih berasa seruuu sampai dihari yang ke-5.

                Cukup bangun tidur lebih awal minimal 1 jam dari biasanya dan mulai melakukan latihan ini. 5x dalam seminggu dan ditutup dengan lari pagi saat car free day di hari minggu sekitar 3-5km, I think is enough for now.

                Kalau ditanya udah ada hasilnya ? Tentu saja belum. Nanti akan saya bagikan beberapa progress yang saya alami setelah 1 bulan ya. But for sure, sekarang ini saya bisa bilang bahwa saya merasa jauh lebih segar, relax, jauh lebih nyenyak saat tidur.

Hmm, no shortcut for your healthy life (always try). Kalau bukan dimulai dari sekarang, kapan lagi. Yeay, I’m just having fun with my new activities .

Saturday, February 11, 2017

Ayaka by : Teresia Rani

Namanya Ayaka, dinamakan begitu karena kata ibunya dia lahir saat musim panas di Jepang dan arti namanya berarti ceria. Rasanya nama itu cocok sekali untuk Ayaka. Sepanjang ingatanku, sejak 4 tahun lalu saat pertama kali bertemu dengannya sampai saat ini tak pernah aku melihatnya menangis. Senyuman lebar selalu ada di bibirnya. Sesekali wajah itu terlihat merengut kesal atau terdiam merenung tapi tidak pernah terlihat air mata mengalir di pipinya.

"Ibumu tu cocok kasih lo nama begitu, ya.. lo kayak happy terus. Gak ada beban hidup kayaknya"
"Ada kali mbak, cuma ga keliatan aja. hahaha" tawanya renyah sekali

Dia selalu memanggilku mbak, meski usia kami sebenarnya hanya terpaut 3 tahun. Pernah aku memintanya untuk memanggilku dengan nama saja dan dia tidak mau. "Gak sopan ah" ujarnya.

Dan kali ini wajah yang selalu tersenyum itu tampak basah oleh air mata di hadapanku. Tanpa sadar aku mulai mengerjapkan mata sekedar memastikan itu adalah air mata dan bukan tetesan air hujan dari atap cafe yang sedang kami tempati ini. Aku mencondongkan badanku penasaran ingin bertanya tapi ahh.. baru kali wajahnya tampak begitu sedih, membuatku kelu tak tega rasanya ingin bergurau mengenai air mata itu.

"lo kenapa,ya?" hanya itu yang bisa aku ucapkan. Aku bahkan kehilangan kata-kata melihat wajahnya saat itu.
"aku positif HIV mbak"
ingin rasanya aku bertanya "HIV? kok bisa? gimana ceritanya?" dan sejuta pertanyaan lain, tapi yang keluar dari bibirku hanya sebuah gumaman. Ayaka pun tidak melanjutkan ceritanya. hanya itu. Sebuah kalimat pernyataan yang mengundang banyak tanya.

Disitu, bersamaan dengan hujan turun, aku melihat air mata Ayaka mengalir dan bahunya mulai bergetar menahan tangis dan aku hanya bisa memeluknya. Kami terdiam, berpelukan dan menangis bersama.

Pikiranku mulai menelaah perkataannya. HIV? Bagaimana bisa? Ayaka yang kukenal adalah wanita baik-baik. Sesekali berkencan dengan teman pria tapi hanya sekedar makan malam atau pergi ke cafe. Aku tahu betul karena Ayaka selalu bercerita mengenai semua pria-pria yang sedang dekat dengannya. Ah, Ayaka... 4 tahun aku mengenalmu tapi kini bahkan mungkin ternyata sebenarnya aku tidak mengenalmu sama sekali.

Ntah berapa lama aku terdiam dan Ayaka perlahan mulai berhenti menangis, hanya sesekali air matanya turun. Beberapa pengunjung cafe mulai melirik ke arah kami, merasa iba atau hanya sekedar penasaran dengan situasi yang terjadi.

"Aku dulu punya pacar mbak, 5 tahun lalu. Kami pacaran sudah lama 2 tahun." Ayaka mulai bercerita. Aku menyeruput kopi hitam berusaha mendengarkan dengan seksama meski pikiranku mulai bercabang-cabang berusaha menerka jalan ceritanya.

"Saat perayaan hari jadi kami yang kedua, waktu itu..mmm.." Ayaka tampak mulai canggung, antara enggan melanjutkan tetapi ingin bercerita.

"Gimana ya mbak nyeritainnya, pokoknya ada kesempatan dan tiba-tiba ya begitulah.. tau kan mbak" ia menatapku dengan ekspresi berusaha menjelaskan maksudnya dengan matanya. Tangan kanannya meremas-remas gelas dihadapannya. Gugup.

"Maksudnya berhubungan?" tanyaku perlahan.

"Ya itu" Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Kegugupannya menular, aku pun mulai merasa tidak nyaman dengan arah pembicaraan ini. Aku mungkin sudah menikah, tapi rasanya tidak pernah bercerita tentang hal seintim ini meski dengan sahabatku sendiri.

"Gak lama setelah kejadian itu, dia kena sakit cacar air. 6 minggu kemudian dia meninggal" Ia melanjutkan. Lalu terdiam kembali.

Hening

Kenapa aku tidak bisa berkata-kata. Bahkan kalimat turut berduka saja tidak berhasil keluar dari mulutku.

"Aku gak percaya mbak masa cuma cacar air meninggal, teknologi kita kan sudah canggih. Aku tanya sama mamanya, akhirnya mamanya cerita kalau anaknya positif HIV. Itupun beliau kasih tau setelah aku desak mbak. Katanya beliau pun taunya waktu di RS pas pacarku masih dirawat. Infeksi. Daya tahan tubuhnya melemah langsung drop. "

Ayaka memanggil pelayan cafe, meminta minuman kedua.

"Waktu itu aku pikir saat ditinggal adalah waktu terburukku. Ternyata gak. Berita hari ini lebih buruk mbak. Aku baru tau hari ini kalau aku tertular. Hanya sekali melakukan dan aku tertular!! Antara kesal, sedih, campur aduk. Aku harus gimana mbak? 5 Tahun aku berusaha melupakan semuanya dan dalam itungan detik semua kembali. Bang!!" Tangannya mengepal. Antara kesal dan sedih. Aku tidak tahu pasti ekspresinya saat itu.

"Itu yang bikin aku selama 5 tahun ini ragu punya pacar,mbak. Rasanya sulit menemukan lelaki yang tulus menerima masa laluku. Mungkin aku yang sulit percaya juga. Tambah lagi tentang ini. Gimana coba?" air matanya mengalir kembali. Aku mencari tisu di dalam tas. Mataku sudah tidak bisa fokus mencari barang-barang didalam tasku.

"Aku ga tau harus ngomong apa,ya... " akhirnya aku berkata-kata dan yang keluar hanya sebuah kalimat bodoh tidak berarti. Ayo kasih semangat. Otakku berusaha mencari kalimat yang pas tetapi tampaknya otakku sedang tidak bisa berpikir. Aku benci situasi ini.

"Gak apa-apa mbak, aku cuma pengen cerita aja. Hah.. udah lega. Aku udah selesai nangis. Udah" Ayaka menarik nafas panjang beberapa kali dengan mata tertutup. Saat ia membuka mata, bibirnya tersenyum manis. Sama seperti Ayaka yang biasa kukenal.

"udah? Lah.. trus gimana? lo ga lanjut ceritanya ni? that's it?? udahan??" Serasa tak percaya aku bertanya keheranan, bagaimana bisa ada orang yang beberapa saat lalu sedih luar biasa lalu sekarang wajahnya biasa saja seperti tidak ada masalah.

"Udah mbak.. jangan gitu ah, ntar ak inget lagi loh. Mumpung udah hilang ni sedihnya. Masih sedih sih, tapi better lah. Cerita lengkapnya kapan-kapan aja. Kalau aku mood cerita lagi. Sekarang udahan ya. Aku mau cerita yang lain aja. Jadi gimana proyek kerjaan mbak kemaren" Ia mencomot cake coklat yang dari tadi belum tersentuh.

"Mbak! jangan liatin aku gitu ah" tangannya mengibas-ngibas di depan wajahku yang masih melongo keheranan.

"Ya... lo tu ya.. ampun deh! Gue gak tau lagi dah. Bisa ya lo nangis trus tiba-tiba haha hehe begini. Trus lo kalau udahan itu gimana? maksudnya gimana? Lo ga mikir trus gimana? Atau apaaa gitu?" tanyaku gemas.

"Ntar aja mikirnya, lagi males. Ngabisin kue dulu ya" ujarnya sembari asik mengunyah.

Setelah itu waktu kami hanya berbincang ringan, tanpa mengungkit apapun tentang hal yang baru saja ia ceritakan. Saat berpamitan pun wajahnya tersenyum, mencium pipiku dan melambaikan tangannya. Aku menatap punggungnya yang berlalu pergi. Pikiranku masih ingin meneruskan pembicaraan kami. Sudahlah mungkin lain kali saja.

"Gue ga tahu kenapa lo diberi cobaan seperti ini,Ya.. be tough,Ya..lo pasti kuat" bisikku dalam hati.

Hari-hari berikutnya kami hanya saling menyapa di sosmed, kesibukanku pada proyek yang sedang aku jalankan membuatku tidak punya waktu luang untuk bertemu Ayaka. Postingannya di sosmed masih seperti biasa, ringan, cerdas, ceria. Tidak akan ada yang menyangka apa yang sebenarnya sedang dia hadapi. Belakangan aku melihat foto-fotonya di sosmed sedang aktif kampanye anti HIV dan edukasi di dinas sosial tentang HIV/AIDS. Harus seperti inikah jalan hidupmu,Ya? Menjadi contoh untuk kemudian menjadi inspirasi agar tidak banyak orang yang jatuh kedalam lubang yang sama? Tapi kenapa harus kamu? Kenapa tidak orang lain? Apa karena Tuhan tau bahwa cuma kamu yang kuat untuk mengatasi hal ini? Dan cuma kamu yang bisa tetap tersenyum disaat orang lain yang bernasib sama langsung merasa tidak mempunyai harapan hidup lagi? Agar kamu bisa menjadi penyemangat bagi orang lain itu?


Dia Ayaka, Wanita ceria yang lahir di Musim Panas Jepang. Tetaplah tersenyum sahabatku. Meski hidup terkadang kejam, akan selalu ada senyummu yang akan membuatnya indah.

Thursday, January 26, 2017

Review Buku Critical Eleven by : Kristin Aritonang


                Buku pertama dari Ika Natassa (@ikanatassa) selesai saya lahap hanya dalam 3 hari. Buku ini saya baca diakhir bulan desember kemarin. Sebenarnya saya bukan orang yang suka-suka banget dengan cerita romantis, tapi karena udah banyak banget spoiler kalau bakalan ada upcoming movie dari salah satu aktor jagoan saya yaitu Reza Rahadian & Adinia Wirasti dimana ceritanya di angkat dari buku ini. So, dengan cepat saya beli dan baca buku ini. Dan sekedar informasi buat teman-teman yang belum baca buku karangan Ika Natassa, her books is addicted!! HAHAHA. 

Buku CE (Critical Eleven, Red) adalah sebuah cerita fiksi yang ditulis oleh Ika Natassa, dimana baru-baru ini penulis menyampaikan alasan dibalik penulisan karyanya yang satu ini. Untuk alasan lengkapnnya bisa dilihat di IG Ika Natassa. Buku ini bercerita tentang pertemuan 2 insan yang belum mengenal satu sama lain di pesawat terbang dalam perjalanan ke Sydney. Sebuah pertemuan yang membawa mereka kedalam kehidupan rumah tangga. Kehidupan romantis, ‘seolah’ sempurna namun berbumbu konflik kehidupan yang dimulai di saat anak pertama mereka dilahirkan dalam keadaan meninggal. Keadaan yang membuat Aldebaran Risjad dan Tanya Baskoro akhirnya hidup dalam pengandaian-pengandaian dalam kemarahan, kesedihan, hampir putus asa.





So, here I am with the review. 

1.       Cover & Judul buku
Cover dari buku ini pesawat terbang dengan judul Critical Eleven. Awalnya sih saya engga paham kenapa diberi judul dan cover seperti itu. Walaupun saya suka traveling dan pergi naik pesawat terbang ternyata ada istilah Critical Eleven dan saya baru tahu (cupuuu yaaa). CE sendiri adalah 11 menit paling penting dalam penerbangan yaitu 3 menit setelah take off dan 8 menit sebelum landing. Nah, alasan ini jadi 11 menit terpenting dalam penentuan hubungan antara Aldebaran Risjad (Ale) dan Tanya Baskoro (Anya) yang secara tidak sengaja bertemu, duduk bersebelahan, kenalan dan mengobrol dalam sebuah perjalanan mereka menuju Sydney dengan tujuan berbeda. Saya pikir buku dan judulnya related banget.

2.       Dua pribadi dua sudut pandang
Pembahasan di bab 1, mengisahkan bagaimana mereka berkenalan. Dalam satu pesawat dan interaksi dari dua tokoh utama, Ale dan Anya. Mulai dari bab 2 dst, dua pribadi dengan 2 sudut pandang membahas cara mereka memandang, dari sisi Ale dan sisi Anya. Yang secara tidak langsung membawa pembaca memahami siapa, kapan, mengapa,a pa bagaimana seorang Ale dimata Anya demikian juga sebaliknya. Dijabarkan cukup detail, ketika tokoh yang sedang bercerita dan diceritakan menggambarkan who they are, berhasil banget bagi pembaca (saya maksudnya) membayangkan how sweet He is (kemudian berlanjut baper), betapa spesialnya Anya buat seorang Aldebaran Risjad. Apalagi waktu membaca buku ini sambil membayangkan Reza sebagai Ale dan Adinia sebagai Anya, duhhh pasti keren banget HAHAHA. Buat saya sih ini penting, karena dua tokoh utama dalam cerita ini adalah lawan jenis yah, laki-laki dan perempuan dimana cara pandangnya pasti berbeda.  Ya bisa dibilang belajar memandang sesuatu dari sudut pandang yang berbeda, seorang laki-laki dan perempuan. Ada hal-hal yang biasa aja buat laki-laki tapi jadi sesuatu yang sensitif buat seorang perempuan. Dan di buku ini, jelas banget diceritain gimana kedua tokoh tadi memandang satu sama lain. 

3.       Alur cerita
Masuk di bab 2 saya sempat bingung. Sempat ada beberapa pertanyaan melintas :
“ Lah Ale dan Anya emang udah menikah ?”
“ Terus kalau udah menikah, kenapa Anya ngediemin Ale waktu dia pulang kerumah ?”
“ Emang ada peristiwa apa sih ?”
Itu beberapa pertanyaan yang membuat saya engga pengen berhenti hanya di bab 2. Maunya segera sampai ke bab dimana pertanyaan-pertanyaan tadi bisa terjawab. And you know what ?!? Lumayan lama dapet jawabannya loh, kesel !!! HAHAHA. Alur cerita yang dibuat maju dan terkadang juga mundur dibeberapa cerita, bahkan ada bagian dimana mereka ‘seolah-olah’ ada bersama-sama padahal hanya salah satu dari mereka, Ale/Anya saja yang sedang mengulang memikirkan masa-masa kehidupan kebersamaan mereka. 

Ada plot yang diceritakan di NYC, dimana Anya sedang ditugaskan oleh kantornya selama beberapa bulan dan membuat mereka menjadi cukup dekat . Bagian ini cukup menarik karena lumayan banyak membahas tempat-tempat dan kehidupan di sana. Alur yang maju mundur yang diangkat oleh Ika Natassa cukup berhasil membuat konflik yang terjadi terasa begitu hidup juga berat terutama dari sisi Anya. From beginning to the end cerita di buku ini dikemas secara apik, diakhiri dengan kabar bahagia yang pastinya disambut dengan senyuman si pembaca, terus kepengen ada CE part 2 (ngarep).

4.       Adegan Favorit
Kalau ditanya ada atau engga adegan paling favorit di buku ini ? Jawabannya ADA BANYAAKKKK. Salah satu adegan favorit sih waktu dimana Ale pulang kerja dari Rig, dan kembali ke Jakarta untuk beberapa bulan, kehadirannya disambut oleh Anya sang istri tercinta. Tanpa kata, Ale dengan segera memeluk Anya yang berada dihadapannya. Dan Anya Cuma bilang “ Le, kenceng banget meluknya. Aku engga bisa napas” Eh, si Ale makin kenceng aja tuh meluknya HAHAHA. Itu sih romantis bangetttt.
Kenapa yaaa ? Konon katanya sebuah pelukan itu punya arti dan manfaat lho. Sebuah pelukan bisa nambahin umur (lupa nambah berapa umurnya, detikkah/menitkah/jamkah) dan yang pastinya memberikan kebahagiaan

“If you feel so sad, just hug her/him”
“if you feel so sick, just hug her/him”
“if you feel something, just hug”

Mau tau obrolan, adegan manis lainnya silahkan segara baca buku ini dan temukan!

5.       Kenapa harus baca buku CE
Kenapa ?
Pertama : cetakannya aja udah sampe cetakan yang ke-15 dibulan oktober 2016, yang artinya buku ini populer banget. Biar kamu-kamu ikutan hits, buku ini cocok banget untuk dibaca.
Kedua : Mungkin tidak semua orang suka cerita romantis, sama seperti saya. Tapi buku ini, bercerita kisah romantis yang berkesan engga norak, berhasil buat kamu jadi baper dan ditutup secara tuntas.
Ketiga :  Buku ini akan diangkat ke layar lebar, di perankan oleh dua aktor yang aktingnya udah engga diragukan lagi. Sebelum buku ini jadi sebuah film, engga salah untuk dibaca duluan lho. Can’t wait to see the Critical Eleven movie. 

Upcoming Movie Critical Eleven (Source Google)

                Engga nyesel baca buku CE malahan nagih baca buku lain hasil karya dari penulis yang satu ini dan nambah semangat untuk mulai nulis lagi.
Selamat membaca.