Your
prayer for someone may or may not changes them, but it always change you
Konon katanya ketika kita
memiliki sebuah keinginan, mulailah dengan doa. Mintalah maka akan diberikan
kepadamu.
Saat ini saya juga sedang
menaikan sebuah doa. Doa yang sederhana, untuk seseorang. Saya berdoa untuk
pekerjaannya, kesehatannya, pergumulan-pergumulan yang selama ini dia
ceritakan, dan semua hal yang saya ingat tentang dia dan bisa saya doakan. Tapi
kemudian dia mengecewakan saya. Saya sampai ada di titik, malu pada diri saya
sendiri dan pada Tuhan, kenapa saya sampai terpikir berdoa untuknya. Tidakkah
doa saya sia-sia??
Sampai akhirnya saya sadar
akan suatu hal. Bahwa doa saya selama ini hanyalah tentang keinginan saya,
permintaan saya, dan semuanya merujuk kepada keegoisan saya sendiri. Mungkin
kamu juga pernah seperti itu. Mendoakan supaya seseorang berubah, tujuannya
supaya dia lebih baik sama kita. Atau mungkin berdoa supaya seseorang menjadi
seperti yang kita inginkan, supaya kita bahagia dan mendapatkan sosok yang
ideal sesuai harapan kita.
Tidakkah itu adalah doa
yang egois? Bukankah doa bukan lagi berpusat tentang kita, tapi semua tentang
Tuhan. Bukan lagi tentang apa yang kita inginkan, tapi apa yang Tuhan inginkan.
Kekecewaan ini ternyata
mengingatkan saya untuk menaikkan doa dengan tulus. Bahwa ketika saya berdoa
untuk seseorang, tujuannya adalah yang terbaik bagi orang itu, bukan untuk
saya. Sekalipun ternyata dia mengecewakan, tapi yang terpenting kita telah
melakukan bagian kita, berdoa untuknya.
Hari ini saya memutuskan
tetap melakukan bagian saya, berdoa. Mungkin dia belum berubah, mungkin dia
tidak akan pernah tahu tentang doa-doa yang saya naikkan, tapi pola pikir saya
yang sudah berubah. Saya yang diajar berdoa dengan tulus dan tidak egois. Saya
diajar untuk berserah dan membiarkan Tuhan melakukan bagianNya. Dan akhirnya
saya percaya tidak ada yang sia-sia dari sebuah doa.
Tha..100614..11
p.m
No comments:
Post a Comment